JJS; sekedar melepas lelah. Tiba-tiba pandangan mata saya tertuju pada pedagang cilok di satu sudut jalan. Lalu saya pun menepikan kendaraan dan menghampirinya.. "Mas, cilok 1 porsi, "ujar saya. "Tidak porsi-porsian, Pak, tapi bijian. Satu biji Rp. 500, "timpalnya. "Beli 6 biji, mas, dimakan di sini saja! "pinta saya..
Sambil duduk di trotoar jalan lalu saya lahap satu per satu cilok sampai tak bersisa. Beberapa saat kemudian si pedagang cilok nanya, "Gimana, Pak, enak?" Enak, enak sekali, "jawab saya. "Jualan cilok usaha sendiri kan, mas? "saya pun memulai pembicaraan. "Oh, nggak, Pak. Saya punya majikan, "jawabnya. "Alhamdulillah saya nggak perlu repot-repot, semuanya sudah disediain sama majikan saya. Jadi saya tinggal keliling jualan. Dan Alhamdulillah majikan saya baik, tiap hari saya dikasih makan 1 kali dan uang 25 ribu, "tambahnya sambil tersenyum penuh syukur.. (Tiba2 perasaan saya mulai dihinggapi rasa haru.. Astaghfirullohal'azhiim, maafkan hambaMU Ya Allah, seringkali hamba lupa bersyukur atas nikmat-nikmat yang KAUberikan)..
"Pak, kok malah ngelamun?" ujar si pedagang cilok mengagetkan saya. "Nggak, nggak kok, "jawab saya. "Ngomong-ngomong, anaknya sudah pada sekolah di mana? "tanya saya melanjutkan pembicaraan. "Anak saya cuma semata wayang, Pak, dan sudah kelas 3 SMA. Sekarang dia tinggal sama neneknya, karena istri saya sudah meninggal 3 tahun yg lalu, "jawabnya... (Kembali saya terdiam. Astaghfirullohal'azhiim, maafkan hambaMU YA Allah, seringkali hamba mengkhawatirkan masa depan kedua anak hamba. Akankah hamba mampu membiayai keduanya sampai jenjang pendidikan yg tinggi? Hamba seringkali lupa dgn janjiMU bahwa setiap anak Adam yg lahir ke dunia, masing-masing akan KAUberikan rejeki)... "Pak! "ujar pedagang cilok mengagetkan saya untuk kedua kalinya. "Saya tinggal, saya mau ngelanjutin keliling, "pamitnya. "Ok mas. Semoga jualannya laris manis, "jawab saya.. ( Saya pun menarik napas dalam -dalam sambil memperhatikan terus si pedagang cilok mendorong rodanya sampai kemudian hilang dari pandangan mata saya.
TERIMAKASIH Ya Allah, sore ini, di satu sudut jalan, di sebuah trotoar, seorang pedagang cilok sudah KAUutus untuk menyadarkan hamba)
0 komentar :
Posting Komentar