Alkisah ada seorang anak laki-laki pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan kepada sang anak untuk memakukannya di pagar belakang setiap kali dia marah…
Hari pertama anak itu telah menancapkan begitu banyak paku ke pagar setiap kali dia marah. Tapi kian hari jumlahnya makin berkurang. Dia mulai menyadari, ternyata ketimbang memakui pagar lebih mudah menahan amarah.
Akhirnya tibalah waktu di mana si anak mulai merasa bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal tersebut kepada sang ayah. Lalu sang ayah menyuruhnya untuk mencabut satu paku setiap dia berhasil menahan marah.
Hari-hari berlalu dan si anak akhirnya memberitahu kepada sang ayah bahwa ia telah berhasil mencabut paku-paku tersebut, lalu sang ayah menuntun si anak menuju pagar belakang rumah.
“Hmmz.., kamu telah berhasil dengan baik anakku, tetapi lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Kata-kata yang tumpah dalam amarahmu pasti akan meninggalkan bekas di hati orang lain seperti lubang-lubang di pagar ini. Kamu bisa menusukkan pisau kepada seseorang, lalu mencabut pisau itu tetapi tidak perduli kamu meminta maaf luka tersebut akan tetap ada dan luka karena kata-kata lebih buruk dari luka fisik…”
Oleh karena itu sebaik-baik manusia adalah yang bisa menahan lisannya, karena banyak musibah yang diawali dari lisan.
Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahihnya no. 6477 dan Muslim dalam kitab Shahihnya no. 2988 dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda :
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيْهَا يَهْوِى بِهَا فِي النَّارِأَبْعَدَمَا بَيْنَ الْمَسْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
“Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat”
Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya no. 6475 dan Muslim dalam kitab Shahihnya no. 74 meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda :
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam”
0 komentar :
Posting Komentar