Sebut saja namanya Hamid. Ia adalah seorg yang pernah mengalami keajaiban sedekah yang sampai kapan pun tidak pernah akan ia lupakan.
Waktu itu uang simpanan Hamid tinggal 2 juta rupiah. Uang itu rencananya akan digunakan untuk membayar biaya sekolah anaknya dan sisanya untuk keperluan sehari-hari di rumah.  Tiba-tiba salah seorang temannya datang dengan muka yang lusuh. Padahal setahu Hamid, temannya itu adalah se0rg pengusaha kaya dan Hamid sendiri sering ditolong olehnya.
Dari pembicaraannya, ternyata temannya itu telah jatuh bangkrut bahkan rumahnya sudah disita oleh pihak Bank. Hari itu temannya berniat meminjam uang kepada Hamid. Hamid menjawab bahwa ia tidak mempunyai uang. Karena uang 2 juta rupiah yang ia miliki telah dikapling untuk keperluan sehari-hari  dan biaya sekolah anaknya. 
Tapi karena merasa iba kepada temannya itu, akhirnya Hamid merelakan uang 2 juta rupiahnya untuk dipinjamkan. Temannya berjanji akan mengembalikannnya besok sore. 
Keesokan harinya temannya itu tidak datang. Hari kedua pun begitu juga. Sampai dengan seminggu Hamid   menunggu dengan berharap-harap cemas karena di rumah sudah tidak ada uang lagi, tetap saja temannya itu tak kunjung datang. 
Hamid merasa ada sesuatu yang tidak beres. Akhirnya Hamid mengajak istrinya berdiskusi mengenai ketidakdatangan temannya yang meminjam uang seminggu yang lalu. 
Hasil diskusi dengan istrinya memutuskan, "Biarlah jika temanku itu tidak mampu membayar hutang, kami ikhlas atau jika memang disengaja lari biarlah Alloh SWT yang akan menggantinya." Pikiran Hamid sederhana, "Jika uang itu dikembakikan itu berarti rejeki kami, jika tidak biarlah dicatat sebagai amalan sedekah dan biar dibalas oleh Alloh SWT. Setelah itu Hamid tidak lagi mengingat atau berharap-harap. Batinnya jadi plong.
Suatu ketika, seorang teman Hamid yang lain yang nyaris tidak Hamid ingat lagi namannya datang ke rumahnya. Ia bercerita mengenai usahanya di bidang perkebunan tebu yang sukses besar. Tentu saja Hamid jadi ikut bersukacita karenanya. Teman yang sudah terpisah selama lima belas tahun lalu masih inget Hamid dan mau berkunjung ke rumahnya. Silaturahmi yang luar biasa. 
Ia bercerita bahwa semenjak lulus SMA ia tidak melanjutkan kuliah tetapi bekerja sebagai petani. Ia menyewa lahan untuk dikelola dan ditanami tebu. Satu hal yang membuat Hamid terkejut adalah tahu-tahu temannya itu mengulurkan uang sejunlah 10 juta rupiah."Ketika itu saya pernah meminjam uang kepadamu 500 ribu rupiah, apakah kamu masih ingat? Uang itu saya pakai untuk menambah modal meyewa lahan, dan sekarang kukembalikan." ujar temannya itu
 "Sudah lupakan saja, saat itu saya tidak bermaksud meminjamkan tapi ikhlas ingin membantumu" ujar Hamid menolak.
"Tetapi aku tetap menganggap itu sebagai sebuah pinjaman. Terimalah agar aku tidak merasa terbebani!" Desaknya.
"Kalau demikian kuterima yang 500 ribu saja, aku tidak membungakan pinjaman."Tandas Hamid.
"Bukan, sama sekali bukan bunga, Kamu harus menerima semuanya, anggap saja ini bagi hasil usahaku." desak temannya itu.
Setelah berdebat panjang, akhirnya Hamid mau menerima uang 10 juta tersebut. Apalagi setelah temannya bercerita bahwa sekarang ia telah menjadi orang yang sukses dan kaya raya.
Sesaat setelah  kepulangan temannya itu Hamid masih terheran-heran. "Ketika kita tidak punya uang ternyata ada seorang teman lama yang tidak disangka-sangka memberikannya rezeki Bu.".  "Kejadian ini mungkin karena kita mengikhlaskan uang 2 juta yang dipinjam oleh teman bapak dulu." Timpal istrinya.
Pernyataan istri Hamid membuat sejuk hati Hamid. "Sungguh Alloh SWT Maha Pemurah dan Maha Kaya, Dia selalu mengasihi dan tidak pernah mentelantarkan hamba-Nya yang berhati ikhlas dalam memberi sedekah."Begitu ucapan rasa syukur yang diucapkan Hamid lirih.
Subhanalloh............. 

(BLOG SEDEKAH)

0 komentar :

Posting Komentar


Diberdayakan oleh Blogger.
loading...

Entri Populer